Lah... kenapa harus berak kapur sih? emang keluarnya mirip kapur tulis gitu berbatang-batang berwarna putih? atau seperti serbuk kapur sirih yang begitu kelur seperti serbuk-serbuk gitu? atau seperti kapur semen? atau kapur desinfektan? halah entahlah.... yang jelas mengapa... mengapa... oh... menga.....pa????
nah malam ini akan saya ceritakan bagaimana pertemuan saya dengan berak kapur tersebut...
suatu hari pada zaman dahulu kala tepatnya dua hari yang lalu, kami mendapat tugas koas untuk mencari ayam yang terkena berak kapur, sumpah saya belum pernah lihat gimana itu berak kapur, jadi langkah ini saya mulai dengan bermeditasi di warung kopi berwifi khusus untuk meminta jawaban dari mbah google...
mbah... mbah... saya masih lajang mbah, sudah puluhan tahun ngejomblo, dan sekarang lagi cari-cari someone lah... mbah bisa g' bantuin saya kasih tahu gimana itu bentuknya berak kapur dan ayam yang menderita berak kapur tersebut... mbah tahu g' mbah, tahu mbah ya, ya mbah, mbah tahu kan.... bukan tempe... hayo ngaku-hayo ngaku....
si mbah menjawab: sebentar saya lihat dulu dikoleksi yang saya miliki adakah yang setipe dengan situ,
blablablablablablablabla....)si mbah sedang komat-kamit baca mandra'...( tiba-tiba... tiiiiiitttttt..... muncul gambar dibawah ini...
Ini artinya koneksi terputus, berarti saya harus pesan kopi satu gelas lagi.... bang, kopis satu gelas lagi... skalian password wifinya apa bg ya? *&^%$Q
ok, mkasih bg...
lanjut.... blablablabalbabalbalablabla.... si mbah google masih komat kamit... malam ini koneksinya ngesot... maklum yg saya pesan cuma secangkir kopi hitam, itupun kopi pancung, coba segentong, pasti lancar kali nih koneksi.... hahaha....
akhirnya setelah beberapa tahun kemudian mbah google pun memberikan pencerahan yang sejatinya pengkeruhan...
owalah mbah... oh mbah... yg saya cari itu ayam yang terkena berak kapur... bukan ayam kampus yang terkena sipilis.... halahhhh.... mbah.... gimana sih loe mbah...
klewatan mbah google malam ni, mana besoknya udah harus kelapangan lagi, masak iya saya harus ngikutin petunjuk mbah google buat nyarik ayam kampus yang terkena sipilis.... halaaaahhhhh... entahlah...
Sepuluh tahun kemudian (tepatnya hari ini,)... kami pun terjun kelapangan lengkap dengan parasut dan bukan parasit... mencari-cari ayam yang terdeteksi memiliki gejala berak kapur...
akhirnya sampailah kami pada sebuah peternakan ayam petelur dimana ditempat tersebut terdapat ayam2 yang terindikasi memiliki gejala berak kapur.
kamipun segera merayunya untuk ikut bersama kami, dengan iming2 kehidupan yg lebih layak.
setelah bernegosiasi lumayan alot, Akhirnya ayam tersebut berhasil kami bawa ke kampus...
sesampainya dikampus ternyata masalah belum selesai, karena tuh ayam belum berak-berak, jadi kami tidak bisa membuktikan apakah benar itu ayam berak kapur atau bukan, atau malah jangan-jangan berak batako atau berak tembaga, atau berak berlian, atau berak emas, atau berak rumah, (pasti para pembaca berpikir emang ada????) hahaha... yang jelas tuh ayam nggak berak celana, karena meskipun sudah dewasa itu ayam masih saja tidak pakai celana...
1 menit, 10 menit, 2x10 menit, 2x45 menit (dengan waktu istirahat 15 menit, jika hasil tetap seri maka diadakan babak tambahan dengan sistem sudden dead... plus penalty jika masih seri juga...) halah.... ngasal x.....
akhirnya kami pun tidak sabar dan mengambil jalan pintas, ide ini bermula dari salah seorang teman sekelompok saya, sebut saja namanya boy... boy adalah seorang wanita yang kesehariannya membawa katalog dagangannya kemanapun, dan mempresentasikannya terhadap siapapun, termasuk terhadap ayam dihari itu, masak iya tuh ayam dia tawarin celemek... kataya tuh celemek merk bakbudi collection... hahahaha
si boy mulai mempresentasikan idenya, seperti ini idenya, dia punya teori bagaimana kalau tuh kloaka kita colok aja langsung kan pasti ada tahinya tuh, dari pada kita nugguin dia berak... akhirnya setelah undian yang panjang jatuhlah tugas pencolokan itu ketangan seorang pemuda yang pada detik ini sedang menuliskan cerita ini...
alamak... masak iya aku disuruh obok2 itu kloaka (muara tiga saluran, gabungan dari saluran pencernaan, perkencingan, dan genetalia...)... halah... mana ayam tuh betina lagi... kalau ntar ayam tuh minta saya tanggung jawab gimana? terus saya dituntut dan dilaporin ke KPHB gimana? Apa tuh KPHB zul? itu loh Komisi Perlindungan Hewan Betina.... hahahaha....
Berhubung itu adalah hasil undian, maka mau tidak mau saya harus terima,
dengan bermodalkan sebatang swab (sepotong lidi yang diujungnya dibalut kapas dan telah disterilkan) dan setabung Nutrien Broth, akhirnya saya mulai beraksi, diawali dengan pemanasan, dan setelah swab dibasahi dengan NB saya pun mulai memasukkan Swab tersebut ke Kloaka ayam tersebut... ketika swab dimasukkan terlihat wajah ayam tersebut sedih dan miris, pasrah dan tidak berdaya...
disuruh masukkan lebih dalam lagi oleh teman-teman, hingga akhirnya tanpa diduga-duga, ketika swab tersebut masuk lebih dalam, keluarlah semua isi rektumnya.... cairan putih seperti pasta dan mayones yang ada di pizza, keluar dengan hebatnya, untung saja tangan sudah berbalut sarung tangan...
teman-teman berteriak histeris, ih keluar, keluar, putih, ini nih yang namanya berak kapur kyak gini nih, saya masih saja tidak percaya mengapa cairan putih yang keluar seperti pasta ini dinamakan kapur... sbenarnya saya mau protes dan menggantikan namanya menjadi BERAK PASTA, karena sepertinya lebih mirip pasta...
Akhirnya setelah keluarnya BERAK PASTA tersebut tugas saya pun selesai.... huh... lega, pekerjaan yang sungguh melelahkan...
The End...