1 komentar

Haruskah Kelamnya Masa Lalu itu Terulang dengan Cover yang Berbeda...

Haruskah kelamnya masa lalu itu terulang dengan cover yang berbeda... 
Ketika menuliskan judul ini sebenarnya saya bingung harus menempatkan tanda seru (!) ataukah tanda tanya (?) diakhir judul tersebut...

Semuanya mengalir seperti air, pelan, tenang namun pasti, alirannya menyeret perahu tuaku ke jurang yang lebih berbahaya dari jurang-jurang sebelumnya... jatuh itu memang mudah, bahkan terlalu mudah, kita hanya butuh menyelaraskan energi dengan energi gravitasi, maka kita akan terjatuh, namun bangkit itu butuh proses, perjuangan, bahkan pengorbanan, karena kita harus melawan hukum gravitasi, dan membutuhkan energi kinetik yang lebih besar... Pertanyaanya, Apakah setelah bangkit saya harus terjatuh lagi, bukankah nakhoda perahu tua itu adalah saya, lantas mengapa saya masih saja bingung... terkadang saya teringat pepatah india mengatakan "sometimes to be adult is complicated". iya, menjadi dewasa itu adalah pilihan, ketika kita memilih menjadi orang dewasa, maka kita mulai memilih dan memutuskan jalan mana, tikungan mana, kendaraan mana, bahkan pendamping mana yang kelak akan turut bersama kita, bersama perahu kita , menyertai kita menelusuri samudera kehidupan ini, ingat... nakhoda pun butuh seorang asisten... asisten kehidupan... 

Nah, permasalahannya adalah, ketika telah merasa menemukan asisten yang cocok dengan kondisi kita, karena setiap kita akan cenderung kepada tulang rusuknya yang hilang, dan setiap tulang rusuk juga akan cenderung kepada pemiliknya... Apakah langkah berikutnya??? ini proyek menyatukan dua keluarga besar, dengan latar belakang yang berbeda, kultur, corak dan ragam yang juga berbeda... tidak ada jalan pintas untuk hal ini, sudah cukuplah kelamnya masa lalu kita yang salah dalam mendefinisikan proses ini, dengan pacaranlah, tunangan sampai satu tahunlah, penjajakanlah, ujung-ujungnya batal...

Sekarang, permasalahan itu terbentang didepan saya... jalan manakah yang harus saya tuju, sudah jelas, jalan Allah lah, jalan yang penuh berkah... tiba-tiba saya teringat dengan apa yang dikatakan oleh seorang penulis terkenal "Menikahlah, maka kamu akan kaya...", dan jalan hidup yang dipilih oleh Bpk Suparno (Ayam lepas), "ketika saya harus memilih antara biaya kuliah atau biaya hidup, maka saya memilih menikah, dan kini semuanya Allah yang selesaikan..." begitu kata beliau... 

Cukuplah dua motivasi ini menjadikan saya memilih jalan ini... Bismillah... 

Read More..