0 komentar

Gara-gara Gratisan, Terusir, dan Rumah baru

assalamu'alaikum wr.wb...
selamat malam para penikmat tulisan-tulisan blog....

sebelumnya saya mohon maaf karena beberapa bulan belakangan ini mati suri dari dunia penulisan blog... soalnya beberapa bulan belakangan tersebut saya hidup dibawah tekanan yang lumayan keras...
dan alhamdulillah sebagian tekanan tersebut sudah terlewati, dn sebentar lagi juga ada tekanan yang akan menyususl reda... alhamdulillah..... (gaya ustad maulana).... jam tangannnnnn.... oh... jam tangannnnnn...... hahahha.... jama'ah kaleee....

nah, dimalam yang berbahagia ini, saya hendak menuliskan sedikit curahan hati yang kata anak gaul sekarang curahan colongan alias curahan malingan alias curahan rampokan, jambretan, pocongan, de el el lah pokoknya... intinyan curhat...

kisah ini berawal beberapa bulan yang lalu,
begini ceritanya....

sore itu, saya baru pulang dari aktifitas koas, sesampainya di tempat saya "menumpang " tinggal alias tempat tinggal yang katanya memberikan saya "tumpangan"...
sore itu saya berniat memperjelas status tinggal saya dari seorang penumpang menjadi seorang penyewa, karena loe -loe pade tahu kan gimana nasib para penumpang gratisan, sewaktu-waktu bisa didepak dan gak perlu alasan yang jelas, karena status kita hanya penambah beban listrik dan air, begitu ulasan para pengamat penumpang gratisan "saya, bung Freeman... salam Gratisan, salam Gratisan, salam Gratisan... hahahahaha..."

kembali ke niat murni saya, yaitu memperjelas status tinggal...
sayapun memberanikan diri untuk bertemu ustad empunya rumah, dan kebetulan sore itu dia juga sedang berada di rumah. terjadilah dialog yang kelak menjadi sejarah diantara kami... begini teks dialognya...

saya: " pak, saya kan sudah tidak bekerja lagi disini, karena kesibukan koas yang terlalu tinggi (dalam hati, termasuk karena gaji sering ditunda mulu, kadang malah sampe dirapel sampe bulan depan... kebayang g' loe, ) saya mau ngekos aja disini sampe selesai koas, karena capek x kalau harus pindah lagi, barang-barang juga banyak kali, jadi biayanya berapa kira-kira pak, apa harus bayar perbulan atau pertahun...?

bapak empunya rumah: "tenang aja bg zul, bg zul tinggal aja disini, g' usah bayar.... gratis... kalau bg zul ada kawan pun bawa aja tinggal di lantai 3 biar g'sepi kali...

ingat ya kawan-kawan... dialog ini akan menjadi sejarah....

beberapa bulan setelah terjadinya dialog tersebut, tepatnya dihari lebaran kemarin, tiba-tiba saya mendapatkan sms masuk...

teerrrrrr....terrrrr....geterrrrr..... (tanda getar ada sms masuk)... hahahha....
#buru-buru buka hp, lihat inbox, ternyata sms dari "istri bapak empunya rumah"
kurang lebih begini inti sms nya...

"assalamu'alaikum...
maaf sebelumnya, berhubung sudah tidak ada lagi kontrak kerja dan tidak ada pembahasan soal sewa menyewa, maka diminta untuk pindah sampai awal september ini, terima kasih..."

busyet..... kira-kira loe-loe pade ada palak g' jika fenomena ini terjadi pada anda-anda sekalian...
masalah kontrak kerja dan sewa menyewa??? bukannya dulu saya sudah bilangkan... tapi sekarang malah kena usir... tapi ya begitulah hidup kawan, terlebih lagi diperantauan, terlebih lagi ketika kita menjadi penumpang gratisan.... sekali lagi, dari pada harga diri loe diinjak-injak, mending jauh-jauh deh dari yang namanya gratisan... sepertinya nasihat kali bermakna... hahahaha jampok..... buat sendiri, puji sendiri....

akhirnya balik dari kampung, malah harus angkat barang cari rumah sewa baru... alhamdulillah sudah ketemu, dan dengan kondisi rumah yang jauh lebih baik dari sebelumnya... sungguh bersama kesulitan itu ada kemudahan....
Read More..