0 komentar

KISAH PERTEMUAN SAYA DENGAN ABU SYAMIL BASAYEF...

Nah, kalau dikisah sebelumnya, saya menceritakan tentang kisah saya dengan nama abu syamil basayev, maka dikisah kali ini saya akan menceritakan tentang kisah pertemuan saya dengan abu syamil basayef... sungguh diluar dugaan saya, pemirsa, apa lagi tantowi yahya... nah loh, apa hubungannya... hehehe...

jadi begini ceritanya, auauaua... (teringat kismis: kisah misteri)
jadi saya bersama teman-teman berencana ngebuat seminar tentang dunia menulis dibawah komando Asmadin Assimarmata (eit... yang baca jangan bingung! apalagi protes! ini adalah sebuah kreativitas empunya nama ini, jujur, dia sendiri yang ngebuat demikian, kalau g' percaya, boleh tanyak langsung dah, ni dia ada di depan saya, din...din... ada yang nyari'in nih, katanya pesan batagor g' pake es batu...hehehe), selain itu kami juga mendapat arahan langsung dari ust. Arif, kami mengangkat tema aceh bangkit menulis dengan judul menulis itu mudah, yang rencananya akan mendatangkan para penulis yang pakar di bidangnya masing-masing, yang pertama ust. RH. Fitriadi, kemudian Teuku Zulkhoiri, dan yang terakhir ini nih, salah satu idola saya di bidang menulis ust. Abu syamil basayef, beneran loh, dia mau datang katanya, ust. Arif mencoba meyakinkan saya... kenalkan dengan Abu Syamil Basayef, ituloh, pengarang buku urgensi dakwah parlemen, saya yakin para politikus baik yang dikampus maupun masyarakat pasti pernah ngebaca buku ini, yah minimal ngedenger judulnya lah. 

Ketika menjelang hari H, gua jadi susah tidur (biasa tidur jam 24.01, nih tidurnya jadi jam 21.01, susahkan ngebayanginkan betapa ngasalnya sipenulis ini... hehehe, beginilah saya... tolong... tolong yah, siapapun yang kelak mau jadi pendamping hidup, pelabuhan tambatan hati saya, please, terima saya apa adanya ya, walaupun yah... maharnya tidak banyak, paras saya tidak semenarik Sammy yusuf apa lagi maher zain... halah ngasal amat sih lu zul...), 

ketika malam hari H, saya jadi kepikiran, karena waktu itu terjebak hujan, jadi tidak bisa pulang ke ruko, jadi saya menginap dirumah teman. Nah, di dalam penginapan tersebut, saya berpikir, kira-kira ust. Abu syamil, udah nyampe' dimana yah? nginap dimana? udah makan belum yah? mandinya pakai air g' yah? besok dia pakai baju apa yah? kira-kira dia brewokan g' yah, pokoknya macam-macamlah... maklumlah agak lebai, mau ketemu idola nih soalnya... hehehe... 

pagi harinya, saya buru-buru pulang ke ruko buat siap-siap ke acara seminar, soalnya oleh ust. Arif saya ditumbalkan jadi MC, padahal maunya seksi konsumsi gitu, biar gemukan dikit nih badan, makan melulu, hehehe...

ketika sampai di ruko, saya sempat berpapasan dengan ust. Arif (ya iyalah zul, wong kue iku tinggal nang rukonya ustad, masak berpapasannya sama Sammy yusuf, g' mungkin banget...). nah, ketika berpapasan itu, hanya satu pertanyaan yang saya lontarkan.... 
"ustad, Abu Syamil Basayefnya jadi datang?"
 "jadi" jawab ust. Arif

ketika sampai di aula Dinas Syariat Islam (TKP seminar), saya masih gelisah tak menentu, tidur tak kenyang, makan tak nyenyak, sarapan dikasih 1 bungkus aja kurang... nah loh...
dan lagi-lagi pertanyaan yang sama saya lontarkan ke ust. Arif, 
"ustad, mana Abu Syamil Basayefnya?"
kali ini ustad hanya senyum-senyum doank, 
saya tambah bingung, mana jadi moderator lagi, entar waktu saya panggil itu orang kagak ada, mau di tempel di mana nih muka'. kalau kejadian, saya tempelin aja buat ban tubles yang bocor... gawat...

ketika akhirnya saya sebutkan para pemateri dan saya persilahkan maju, (ini dia nih, bagian yang saya tunggu-tunggu... mana itu abu syamil basayef...), eh ternyata yang maju hanya moderator, dan  ust. Rh Fitriadi, akhirnya saya lemas dan turun dari podium meninggalkan lapangan upacara... bubar barisan... jalan... 
gila'...! ini seminar apa upacara bendera?
oh iya-iya... 
nah, ketika saya sudah terduduk lesu di bangku cadangan, eh bukan bangku penonton maksudnya... tiba-tiba ada sesosok manusia yang sangat-sangat-sangat tidak asing, baik di alam manusia, maupun alam gaib, dialah ust. Arif yang maju dan duduk di samping para pemateri, awalnya saya kira ustad mau bilang ke moderator dan audience bahwa Abu syamil berhalangan hadir, tetapi sejurus kemudian, beliau malah duduk rapi lengkap dengan tas hitamnya, tapi bukan dari kulit buaya, kalau yang itu oemar bakrie... hehehe...
bingung??? sama, awalnya saya juga, sampai kemudian Abu syamil dipersilahkan untuk bicara, baru kemudian beliau menjalaskan bahwa Abu Syamil adalah nama pena beliau ketika masih di jawa, nama tersebut diambil dari nama anak laki-lakinya, Ahmad Syamil Basayef, jadi kalau bapaknya kan namanya jadi Abu Syamil Basayef... hehehhe sungguh luar biasa.... saya tercengang, senyum-senyum sendiri, ketawa-ketiwi juga masih sendiri, maklum... emang masih sendiri... hehehe

nah, Kuasa Allah emang diluar nalar kita bukan... ketika saya hanya bermimpi bertemu dan bersalaman doang dengan beliau, Allah malah mengizinkan saya buat tinggal dan bekerja ditempat beliau (Abu Syamil Basayef)... jadi nambah semangat nulisnya nih... tapi soal ngasalnya... ini nih yang kadang-kadang emang.... emang-emanganlah pokoknya... hehehe
Read More..
0 komentar

KISAH SAYA DENGAN NAMA ABU SYAMIL BASAYEF...

dua tahun yang lalu disebuah toko buku di darussalam, saya sedang melihat-lihat koleksi buku, dan berencana menemukan sebuah buku yang nantinya dapat saya jadikan rujukan dalam berorganisasi, karena referensi itu penting bagi saya khususnya, dalam hal apapun yang mendukung argumentasi kita adalah sebuah referensi, bukan kerasnya suara, atau kekarnya urat leher, apalagi otot tangan, oleh karena itu seperti biasa, dan sepertinya sudah menjadi hobi, datang ke toko buku, lihat-lihat judul, baca sinopsis, kalau ada yang terbuka intip dikit, dari daftar isi, dan beberapa bab yang menarik, terus pulang .... loh... iya pulang, jangan tanyak jadi atau tidaknya beli tuh buku, karena itu perihal lain, selama perut masih terus memberontak, jangan main-main dengan perihal lainnya, bisa-bisa kita dikudeta sama para penghuni perut dan sekitaran saluran pencernaan... beneran loh...

ok back to topik, nah, jadi ketika sedang asyik2nya ngebongkar-bongkar tuh buku, saya jadi ingat sama buku yang pernah direkomendasikan oleh mentor saya di kampus, dia bilang, kalau mau cari buku organisasi coba aja deh baca buku "URGENSI DAKWAH PARLEMEN" yang ditulis oleh "ABU SYAMIL BASAYEF...", akhirnya saya bolak-balik tuh rak buku, oh salah, maksudnya saya yang bolak-balik didepan rak buat nyari tuh buku, dan akhirnya ketemu, dan alhamdulillah tuh buku kagak disampul plastik, artinya bisa dong diintipin dikit, yah paling tidak 2 atau 3 bab boleh lah, hehehe... 

buku tersebut merupakan buku yang menarik, dengan bahasa yang ringan, lugas dan cerdas, serta tidak ngalur ngidul seperti tulisan saya ini... yah maklumlah biasa penulis ngasal... hehehe...
dan nama pengarangnya itu kok yah agak-agak unik gitu, awalnya saya kira tuh buku terjemahan dari chechnya (pecahan uni soviet), soalnya syamil basayev itu adalah nama seorang mujahidin asal checnya, jadi saya kira tuh buku karangan beliau, namun setelah saya baca, ternyata dia adalah orang indonesia, karena isi bukunya menceritakan tentang sepak terjang para ulama di parlemen indonesia, dan alasan mengapa harus ada yang  berdakwah di parlemen, dan bukunya ini juga dapat dijadikan rujukan dan referensi yang cerdas buat bantahan terhadap ormas-ormas yang menganggap bahwa berdakwah lewat parlemen itu bid'ah dan haram, karena tidak nyunnah katanya... 

Nah, yang menarik dari kisah ini adalah tentang mimpi seorang mahasiswa (saya maksudnya) untuk dapat bertemu langsung, bersalaman, dan mungkin foto bareng dengan idola saya ini, sang abu syamil basayef... nah ternyata... eh ternyata... dan ternyata... 2 tahun kemudian tepatnya 2012 ini, Allah bukan saja mengizinkan saya buat bertemu, atau bersalaman, atau foto bareng dengan salah seorang idola saya ini, namun lebih dari itu, Allah SWT mengizinkan saya tinggal bersama beliau, dan bekerja di tempat beliau... mantap bukan...

di kisah selanjutnya saya akan menceritakan bagaimana kisah pertemuan saya dengan si idola ini, ditunggu ya...

to be continued...
Read More..
0 komentar

DISENJA HARI...


Disenja hari yang sudah mulai menguning, dan mentari pun sudah angkat tas dan beranjak pergi meninggalkan hari, sementara bulan sedang bersiap untuk menggantikan tugas mentari untuk terus menerangi bumi, walau dengan cahaya yang dipantulkan oleh mentari, sungguh betapa baiknya mentari kepada kita, ketika dia beranjak meninggalkan kita dia tetap memancarkan sinarnya kepada sang bulan agar bulan dapat memantulkannya sehingga bumi dapat terus diterangi cahaya, walau terkadang awan hitam coba menghalangi kebaikan sang mentari dan bulan, namun begitulah fenomena ini, akan selalu saja ada orang yang tidak suka dengan kebaikan yang kita lakukan, ketika ada kebijakan bahwa sebaiknya jam keluar perempuan itu ditetapkan tidak lebih dari jam 10 malam, hal ini malah dikatakan melanggar Hak Azazi Wanita, pembatasan gender, atau apalah, padahal semua itu juga demi kebaikan mereka, demi mereka, dan demi bangsa ini, mengapa? bangsa yang baik adalah yang perempuannya beretika dan bermoral, patuh terhadap suami, bukan malah, bentar-bentar minta cerai. padahal pepatah telah mengatakan, There's a big woman behind a big man, artinya apa, terkadang yang menyebabkan seorang lelaki itu lemah adalah ketika perempuan yang seharusnya mendukungnya malah tidak memperhatikannya, apakah itu istrinya, ibunya, atau apalah... untuk kaum ibu, anak laki-laki anda adalah turbin, dan anak perempuan anda adalah mutiara, hidupkanlah turbin tersebut dengan cinta agar kelak dia bisa menerangi keluarga, baik keluarga besarnya, maupun keluarga yang kelak akan dia bentuk dan sepuhlah anak perempuan anda agar kelak dia menjadi mutiara kehidupan bagi kedua orang tuanya, suami, dan anak-anaknya... 

Read More..
0 komentar

DISENJA HARI...

Disenja hari yang sudah mulai menguning, dan mentari pun sudah angkat tas dan beranjak pergi meninggalkan hari, sementara bulan sedang bersiap untuk menggantikan tugas mentari untuk terus menerangi bumi, walau dengan cahaya yang dipantulkan oleh mentari, sungguh betapa baiknya mentari kepada kita, ketika dia beranjak meninggalkan kita dia tetap memancarkan sinarnya kepada sang bulan agar bulan dapat memantulkannya sehingga bumi dapat terus diterangi cahaya, walau terkadang awan hitam coba menghalangi kebaikan sang mentari dan bulan, namun begitulah fenomena ini, akan selalu saja ada orang yang tidak suka dengan kebaikan yang kita lakukan, ketika ada kebijakan bahwa sebaiknya jam keluar perempuan itu ditetapkan tidak lebih dari jam 10 malam, hal ini malah dikatakan melanggar Hak Azazi Wanita, pembatasan gender, atau apalah, padahal semua itu juga demi kebaikan mereka, demi mereka, dan demi bangsa ini, mengapa? bangsa yang baik adalah yang perempuannya beretika dan bermoral, patuh terhadap suami, bukan malah, bentar-bentar minta cerai. padahal pepatah telah mengatakan, There's a big woman behind a big man, artinya apa, terkadang yang menyebabkan seorang lelaki itu lemah adalah ketika perempuan yang seharusnya mendukungnya malah tidak memperhatikannya, apakah itu istrinya, ibunya, atau apalah... untuk kaum ibu, anak laki-laki anda adalah turbin, dan anak perempuan anda adalah mutiara, hidupkanlah turbin tersebut dengan cinta agar kelak dia bisa menerangi keluarga, baik keluarga besarnya, maupun keluarga yang kelak akan dia bentuk dan sepuhlah anak perempuan anda agar kelak dia menjadi mutiara kehidupan bagi kedua orang tuanya, suami, dan anak-anaknya... 


Read More..
1 komentar

Detik-Detik Akhir Matrikulasi...

Nah... 
inilah akhir dari agenda matrikulasi kami.... 21 September 2012
seperti awal kami memulai matrikulasi ini dengan berfoto ramai... hari inipun tak jauh berbeda... kami juga mengakhiri agenda ini dengan berfoto ria, entahlah sebenarnya mengapa setiap memulai agenda kita selalu mendokumentasikannya begitu pula ketika mengakhirinya kita selalu mendokumentasikannya, sebenarnya nilai apakah yang tertanam dari kegiatan pendokumentasian ini, dari sedikit wawancara yang saya lakukan dengan para artis papan triplek yang sekarang sedang naik daun talas... ternyata ada beragam pernyataan, berikut ini saya tampilkan... eng i eng...
apa hal yang mendasari kita untuk mendokumentasikan setiap agenda baik di awal dan di akhir...?
Widya: "sebagai sebuah kenangan, cerita buat anak cucu..." (ciri wanita yang jauh melihat kedepan, mungkin umurnya 30x lebih tua dari yang sebenarnya, haha...)
Ena: "bukti bahwa kita pernah ada di masa itu" (lah emang siapa yang mau tuntut kita karena masa lalu, pake harus ada bukti segala... bapak hakim... jangan tangkap saya... saya punya bukti, haha... ngasal. garing tau', biarin, dasar kacang tojin lebaran... haha... )
Alin: "NARSIS" (ini nih jawaban yang paling saya suka, jujur, polos, tanpa basa-basi, haha...)
Ngesti: "..........." (lupa saya dia tadi bilang apa, tapi berhubung perjanjiannya siapa yang sudah ngomong harus upload ke blog ini, yasudahlah terpaksa saya upload juga nama dia, nges... sorry ya nges, terkadang rumput juga berhenti bergoyang, dan gading juga tak ada yang tak retak... esseh... filosofis sekali bahasanya, kalau boleh tahu apa ya artinya... itu tuh... artinya tulisan jelek jangan dicaci... haha...)


Nah, begitulah agenda kami hari ini, sebentar lagi akan saya upload bukti yang tertangkap kamera, tunggu ya, sedang loading... dibantu ya...dibantu ya...

Read More..