Masa Laluku...

baiklah kawan, pada mozaik ini aku akan sedikit menceritakan tentang masa laluku. apa? kalian memintaku cerita tentang masa kecilku? baiklah aku akan menceritakan tentang masa-masa ketika aku berada di Taman Kanak-Kanak. Apa? itu terlalu kecil menurut kalian? baiklah akan aku ceritakan sedikit lebih besar, tepatnya ketika aku berada di Sekolah Dasar. kalian setuju? baiklah jika kalian setuju. marilah kita simak si zul kecil menceritakan tentang masa-masa di Sekolah Dasarnya dulu.

Sekolah Dasarku adalah sekolah yang sangat membosankan dan aneh tentunya bagi sebagian orang, namun tidak demikian halnya bagi kami, mungkin kalian akan merasa aneh ketika melihat beberapa kompor di lorong kelas, atau melihat beberapa orang siswa yang sedang menukangi kursi dan meja kelasnya sendiri, atau melihat melihat siswa yang sedang bermain "KES" di dinding sekolah (KES: Judi dengan menggunakan uang logam yang dipantulkan ke dinding, namun berbeda dengan Tuwo. Tuwo: judi koin berpasangan yang dilambungkan ke udara dengan teknik tertentu agar menghasilkan gambar kembar), atau melihat siswa-siswa yang tidak bersepatu ketika musim hujan, atau melihat kami yang selalu pulang lebih awal ketika cuaca mendung dan hendak turun hujan (ini bagi siswa yang sekolah siang), atau melihat adanya kubangan ditengah-tengah halaman upacara, atau kami harus pulang kerumah ketika perut kami sakit, karena WC sekolah tidak dapat digunakan, bahkan kami sendiri tidak pernah tahu siapa kepala sekolah kami sampai adanya pergantian kepala sekolah yang baru, sosok baru yang telah berhasil mengubah tempat yang selayaknya jadi kandang kambing ini jadi pelita kembang...

Yah, begitulah keadaan Sekolah Dasarku itu, itu adalah sebuah sekolah negeri kawan, membosankan? mungkin iya bagi sebagian orang Kota. Kumuh? mungkin bagi mayoritas orang berdasi...

namun banyak hal yang kudapat dari sekolah itu...
benar kawan, aku ikut melewati semua fragmen-fragmen diatas, aku ikut menyaksikan guruku yang mengajar sambil memasak dengan kompor-kompor dilorong itu (sambil menyelam dua tiga pulau terlampui...), aku ikut membuat kursi tempat dudukku sendiri, aku ikut dalam permainan KES itu, aku juga tidak bersepatu ketika musim hujan, aku ikut pulang ketika cuaca mendung dan hendak hujan, aku ikut menyaksikan beberapa unggas yang menjadikan danau buatan ditengah halaman upacara sebagai kubangan, aku juga izin pulang ketika  perutku sakit dan aku juga tidak tahu siapa kepala sekolahku selama tiga tahun. akan tetapi aku sangat menikmati semua perjalanan itu...

salah satu yang menarik, di tempat itu pertama kali aku belajar bolos sekolah kawan dan turut andil dalam memikirkan bagaimana caranya kabur dari sekolah melalui kawat-kawat kelas yang bolong, yang mengakibatkan gagang sapu mendarat telak di betis kami... (bodoh, lain kali kalau bolos tuh sekalian bawa' tas, biar g' balik lagi...)

ditempat itu aku aku tumbuh dan berjudi... gila' men, masih SD udah berjudi... kami di kelas pernah bersepakat untuk buat TOGEL di kelas, ada satu orang yang mau jadi bandarnya, kemudian tiap harinya satu nomor itu harganya Rp. 50,- untuk 2 angka, Rp. 100,- untuk 3 angka, dan Rp. 150,- untuk 4 angka, kalau tembus itu uangnya Rp. 5000,- kalau tidak salah... maklum kami generasi yang tumbuh di bawah bayang-bayang Olo P, Bandar Togel Nomor Wahid se-Sumatera Utara... bayangkan kawan kalau tuh Olo masih ada sampai sekarang seperti apa wajah anak SD saat ini, pokoknya serem dah ngebayanginnya.

Apa? masalah Cinta? wah, kalau bab yang ini jangan deh, kagak enak nyeritainnya nih, malu-maluin aja entar. namanya juga anak-anak SD. tapi ini cerita tentang kawan aku yang masih SD udah terlihat gaya-gaya romantisnya... gila' men manis banget... dia tuh nembak cewek pakai durian. whahahaha... manis kali kan durian... ada juga yang kagak kalah romantisnya, dia tuh nembak cewek pakai cokelat dan bunga mawar... wah... yang ini nih baru keren...(tapi ditolak), loh kok ditolak? tuh cewek kagak ngerti... hahahahha, seharusnya kawan aku tuh nembak kakak2 SMA aja, pasti tuh kakak2 ngerti... bodoh...

yah maklum lah, kami adalah anak-anak pinggiran yang jauh dari kota dan gaya hidup perkotaan, ketika orang-orang dikota mulai bermain Tamiya Or 4WD, kami masih main mobil2 yang kami buat sendiri dari kayu dan sendal jepit... ketika anak-anak kota itu dapat bermain kapan saja ke taman ria... kami harus menunggu datangnya pasar malam ke tempat kami. pasar malam? ya, pasar malam adalah hiburan rutin di tempat kami yang datang sekali setiap tahun dan bertengger selama sebulan. dan lapangan yang dijadikan tempat persinggahannya adalah selalu lapangan bola di depan sekolah kami. apa? itu menguntungkan buat kami? tidak kawan, karena dia berada tepat di depan sekolah kami maka kepala sekolah selalu mengawasi kami, dan kami hanya diizinkan bermain kepasar malam tersebut sekali dalam seminggu, hanya pada malam minggu, tragis... selama setahun hanya empat kali kami diizinkan kesitu... yah.. mungkin ini untuk kebaikan kami...

yang juga tidak kalah menyedihkan, aku ingat hari itu, playstation adalah permainan baru yang digemari oleh anak2 kota, dan kami disini masih bermain dengan video game koin recehan, yang bahkan harga koin tersebut Rp. 100,- perkoinnya, murahan? sangat... tetapi cukuplah untuk menghibur kami... 

yah, beginilah sekelumit tentang masa kecilku... Suram? tetapi bagiku ini penuh warna kawan... yah walaupun warna yang dominannya adalah Hitam... hehehe... tetapi aku bukanlah kacang yang lupa akan kulitnya... keberadaan aku hari ini adalah juga hasil tempahan 6 tahunku di sekolah itu... baiklah kawan, mungkin kita dapat menyambungnya lain waktu karena segelas kopiku kini telah hampir habis, itu artinya sudah waktunya aku angkat kaki dari tempat ini atau mata-mata mereka akan melirik sinis kearahku... (ngopi cuma segelas... mau ngenet seharian... tahu diri dong... hehehehe)


0 komentar: