Cerita Konyol Empat Tahun yang Lalu...

tidak terasa sudah empat tahun aku hidup dan melanglang buana di bumi teuku umar ini, banyak hal yang aku dapati, teman, keluarga, saudara, dan kenangan...
dan malam ini kita akan berbagi dan bernostalgia sedikit tentang kenangan empat tahun silam ketika awal mula aku menginjakkan kaki di bumi yang juga mendapat gelar serambi mekah ini...

Hari itu adalah hari yang cukup panas dengan matahari yang begitu teriknya memanggang kami dengan pongah... dua anak manusia berjalan melintasi setapak tanah berkerikil menuju pulau peristirahatan tempatnya biasa bermimpi...

setibanya dipulau tersebut, hanya satu hal yang terlintas dalam benaknya, tanpa basa-basi bulir-bulir beras hendak dia tanak menjadi barisan putih nasi berbinar. ya, santapan hari ini adalah kuah pliek u dengan engkout keumamah (keduanya adalah mahkota kebanggaan menu tradisional Aceh).

berhubung hidup di era modern, bukan suatu hal yang sulit untuk menanak beras menjadi nasi, karena kita tidak memerlukan panci, tidak memerlukan kompor, ataupun tungku dengan kayu bakar, kita juga tidak memerlukan api. cukup hanya dengan Magic Com semua urusan menjadi mudah, bahkan semudah membalikkan telapak tengan. hanya dengan menakar beberapa kaleng beras dan kemudian membanjirinya dengan beberapa gelas air, kemudian biarkan mesin tersebut bekerja hingga dia menyadarkan kita dengan kode lampu hijaunya, sebagai tanda bahwa beras telah bermetamorfosis sempurna menjadi nasi.
namun hari ini sedikit berbeda, dia lebih lama dari biasanya dalam bekerja...bahkan terlalu lama,  ada apakah gerangan yang menyebabkan Magic Com tersebut tidak juga menghidupkan lampu hijaunya... apakah dia telah lansia (lanjut usia) sehingga bekerja lebih lama? namun sayangnya itu mustahil karena dia hanyalah benda mati yang hidup akibat adanya induksi listrik yang dialirkan ketubuhnya... 
melihat keanehan tersebut akupun bergegas meraihnya dan melihat keadaanya . Setibanya aku dihadapanya, aku buka penutup kepalanya dan ternyata... miris... sangat miris kawan... tersiksa batin aku melihatnya karena ternyata beras tersebut belum ada airnya...


Neh versi gelambangannya aku ceritaain juga biar pada ngerti, karena mungkin bahasa diatas tuh terlalu puitis ya...... entahlah.

Jadi hari itu adalah hari-hari pertama aku punya Magic Com. jadi baru bisa nanak nasi. (ingat... nasi itu di tanak ya, bukan di masak...ok, tapi kalau dipikir-pikir kan sebenarnya beras tuh yang ditanak... iya juga, tapi ini referensinya dari guru bahasa indonesia... bukan bahasa planet...? ). 

nah hari itu cukup panas (disini kata cukup itu diistilahkan untuk penyebutan sangat, jadi kalau mau bilang sangat parah ngucapinnya jadi cukup parah... unik kan, biasa lain lubuk kan lain pula sangkarnya), 
kemudian aku dengan kawan seperjuagan dan seperjalananku baru pulang kuliah (iya, teman seperjuangan dan seperjalanan, karena kami sama-sama berjuang berjalan bersama dari kampus ke asrama ditengah teriknya matahari SETIAP HARI...ok...puas? ). di tengah jalan singgah bentar beli lauk buat makan siang, nasi? kagak perlu... kita kan sudah punya Magic Com baru... warna Ungu lagi ada bunga-bunganya, yah... mirip-mirip renda gitulah...

sesampainya dirumah... grusuk-grusuk ambil beras tiga kaleng tuang ke Magic Com, tutup, Tekan Knop kebawah, lampu merah nyala... tunggu bentar... biasanya 15-20 menit dah selesai, beras jadi nasi. akan tetapi berbeda kejadiannya pada hari ini, sudah 45 menit (kurang lebih, oh salah... lebih kurang maksudnya biar agak mendramatisir) tuh lampu kagak berubah juga... masih tetap merah membara, akhirnya aku putuskan untuk memeriksanya, siapa tahu tuh Magic Com rusak...

setibanya di depan tuh Magic sambil was...was... aku buka penutupnya dan aku lihat kedalam...
Masya Allah... Tuh beras masih Kering... ternyata aku lupa nuangin air kedalamnya...pantas tuh lampu kagak hijau-hijau. ditungguin sampai besok pagi juga kagak bakalan hijau, yang ada malah tuh beras langsung jadi Aking... bodohnya... akhirnya ambil jalan pintas beli nasi putih satu bungkus... makannya sambil senyum-senyum sendiri...

0 komentar: