Skripsi....
tentu setiap mahasiswa punya kisahnya masing-masing...
kalau kata mereka, karena setiap kita punya kisah, maka buatlah kisahmu seunik mungkin... ingat seunik mungkin... bukan sekonyol mungkin atau seberbahaya mungkin....
Disini saya akan menceritakan sedikit kisah perjuangan saya dalam menulis skripsi... saya awali kisah ini dengan sebuah motivasi besar... yaitu, saya hanya ingin ketika nanti diwisuda, mama harus duduk di kursi spesial, dikursi tempat para orang tua yang anak-anaknya lulus dengan predikat cumlaude, terus mama bisa tersenyum lebar, dengan mata-mata berkaca-kaca, ketika nama anaknya dipanggil oleh dekan lewat pengeras suara "Zul Azmi, Lulus dengan predikat Cumlaude"... dan masih dari kursinya mama bisa bilang, itu anak saya... tidak salah lagi, itu adalah anak saya....
Yah, begitulah motivasi besar saya dalam menuliskan skripsi, maka semua persiapan, arahan, petunjuk, dan caranya harus mengarah kepada motivasi tersebut, mulai dari pembatalan seminar di semester 7, karena masih ingin menikmati masa-masa kuliah, target sidang di semester 9, supaya matang hasil skripsinya (orang bilang telat, saya bilang terukur... toh syarat cumlaude juga masih bisa sampai semester IX), sehingga bisa dapat nilai sempurna A, iya, penentu cumlaude atau tidaknya saya waktu itu adalah nilai Skripsi tersebut.
Ternyata menulis skripsi itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, sepertinya sesulit membalikkan telapak kaki, coba aja lu bayangin gimana caranya membalikkan telapak kaki... iya beneran, perjalanan saya dalam menulis skripsi tidak mudah kawan. mulai dari tidak kebagian pembimbing, kok bisa? Jadi secara tiba-tiba kampus kami menerapkan aturan baru bahwa setiap dosen maksimal hanya boleh membimbing 5 orang mahasiswa, sementara saya mahasiswa ke-6 dalam kelompok penelitian itu, terpaksa saya harus luntang lantung mencari pembimbing lain... (ilustrasi: kasihani saya pak, kasihani saya bu', saya sudah 3 bulan, 3 minggu, 3 hari, 3 malam, belum dapat pembimbing...). setelah pencerian yang panjang akhirnya ada dua dosen yang mau menerima saya, dialah Dr. Ummu dan drh. Dian, bimbingan mereka menyadarkan saya tentang satu hal, "jika bisa dipermudah, mengapa harus dipersulit...". berkat prinsip ini, yang tetap dipegang teguh oleh dua dosen saya ini, maka saya tidak pernah kesulitan untuk bimbingan, sampai sini semuanya berjalan mudah, bahkan sangat mudah, sebelum tiba-tiba kejadian itu harus menunda saya naik seminar proposal, tidak tanggung-tanggung, tertunda 1 bulan... ketika itu hari sudah mulai sore, matahari mulai lengser ke arah barat, ketika saya berjalan masuk ke perpustakaan unsyiah buat mengutip beberapa jurnal, berhubung tas tidak boleh dibawa masuk, maka sayapun menitipkannya di tempat penitipan tas, naasnya saya juga meninggalkan laptop (jantung utama skripsi) didalam tas, bukan lupa kawan, bukan juga sengaja, tetapi hanya "sepele", menganggap semuanya akan baik-baik saja, saya lupa bahwa saya dulu sering mengatakan "bukan hal-hal besar yang menjatuhkan kita, namun hal sepela lah yang sering membuat kita jatuh bahkan terpuruk...ingat ini", dan hari itu aku melupakannya... hasilnya? sudah jelas, hanya butuh waktu 15 menit untuk memutar balik keadaan, tiba-tiba saja jurnal-jurnal ditangan yang baru saja saya copy menjadi tidak berarti... laptop saya hilang...
to be continued...
0 komentar:
Posting Komentar