kali ini saya mencoba untuk menulis serius, dengan mimik yang serius, aura wajah yang serius, dan sentuhan pada tuts keyboard yang juga serius, terlebih lagi jika harus menyentuh huruf A ataupun N, nggak tahu kenapa jadi semngat-semangat gitu... mau tahu kenapa? kita tanyak gali lobang... eh bukan gali leo maksudnya...
mungkin masih teringat dalam benak kita beberapa waktu yang lalu, bondan berteriak dengan lantang di dalam sebuah lagunya yaitu "semua berawal dari mimpi"... adapun hal tersebut memang benar adanya, benar, benar dan benar, walaupun kebenaran ini tidak bersifat hakiki, karena seperti kata einstein bahwa semua ini bersifat relatif sekalipun dapat dihitung dengan ilmu pasti... right...
yah, intinya begitulah, bahwa semua berawal dari mimpi, apapun, siapapun, atau sebesar apapun cita-cita kita, maka mulailah dengan memimpikannya, kemudian menulis mimpi tersebut di atas secarik kertas maybe, kemudian kalau mau lebih ekstrem lagi, tempelin tuh kertas di dinding kamar, biar tiap hari kita bisa ngelihatin terus tuh mimpi, kalau kata donny dibukunya, "gantungkan mimpimu 5 cm saja diatas kepalamu, agar kamu bisa terus melihatnya", namun yang terpenting dan harus digaris bawahi adalah ketika mimpi tersebut sudah anda tuliskan anda harus persiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut mimpi tersebut... jangan seperti saya... (iya beneran, nih pelajaran banget buat saya...)
nah, sebenarnya inti dari mukaddimah ini adalah saya hendak menceritakan dua mimpi saya yang baru saja menjadi kenyataan, jadi, beberapa waktu yang lalu, sekitar awal tahun 2011, bayangkan kawan hampir 2 tahun yang lalu, saya menuliskan mimpi saya secara sekonyong-konyong (ini yang sedikit saya sesali...) di secarik kertas, kemudian menyimpannya... nah beberapa hari yang lalu dan hari ini, dua dari sekian mimpi yang saya tulis menjadi kenyataan, mimpi pertama adalah satu panggung dengan Izzatul Islam, dan mimpi kedua adalah seminar internasional, bonusnya malah jadi presenter paper ilmiah di seminar ini... alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah yang selalu mendengar mimpi hamba-hambanya, kalau kata Aray, "bermimpilah, maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.
Izzatul islam, beneran, saya menuliskannya dengan sengasal-ngasalnya, sebab saya tidak memikirkan kemungkinan bagaimana yang akan mengakibatkan saya bisa satu panggung dengan Izzatul islam, tim Nasyid yang lebih sering dikenal dengan nama singkatannya "Izzis". tiba-tiba sekonyong-konyong dapat kabar dari KNRP, kami diizinkan tampil di konser palestina yang notabenenya dibintang tamui oleh Izzatul islam, bonusnya panggung ini juga di pakai oleh sulis dan fadly "Padi", itulah mimpi... dari dulu misterinya tiada bisa kita mengerti...
Annual International Conference (AIC), acara dimana mimpi saya menjadi kenyataan...
selamat datang mimpi-mimpi berikutnya...
kali ini saya akan mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh...
termasuk mimpi "Nikah Muda..." alahai... keceplosan... Amin... doakan ya... doakan ya...
0 komentar:
Posting Komentar